Selasa, 08 Oktober 2013

GAHARU

MAHALNYA GAHARU






bibit kayu gaharu Berekonomi dengan Budidaya Gaharu

Tanaman gaharu tidak memerlukan suatu persyaratan tumbuh yang istimewa. Tanaman yang berasal dari hutan tropis ini tumbuh subur di daerah lahan tropis. Saat pohon gaharu berumur sekitar 5-8 tahun, pohon yang tumbuh seperti pohon hutan alam itu perlu disuntik dengan obat pemuncul getah.








Ciri-ciri bagian tanaman yang telah menghasilkan gaharu adalah kulit batang menjadi lunak, tajuk tanaman menguning dan rontok, serta terjadi pembengkakan, pelekukan, atau penebalan pada batang dan cabang tanaman. - See more at: http://kayugaharu.org/#sthash.r8i60lav.dpuf




Ciri-ciri bagian tanaman yang telah menghasilkan gaharu adalah kulit batang menjadi lunak, tajuk tanaman menguning dan rontok, serta terjadi pembengkakan, pelekukan, atau penebalan pada batang dan cabang tanaman.

Trus, Kenapa kok gaharu ini jadi mahal ya??...

Itu karena berkurangya stock pohon gaharu di alam bebas (hutan).


Gaharu adalah bahan aromatik termahal di dunia. Harga gaharu kualitas baik di tingkat konsumen di pasar internasional, sekitar US $ 5 sd. 15 per gram, (Rp 50.000,- s/d. 150.000,-). Sedemikian tingginya nilai produk gaharu, hingga penjualannya menggunakan bobot gram. Bukan ons atau kg.
Gaharu adalah bahan parfum, kosmetik dan obat-obatan (farmasi).

Di pasar internasional, gaharu murni diperdagangkan dalam bentuk kayu, serbuk dan minyak (parfum). Kayu gaharu bisa dijadikan bahan kerajinan bernilai sangat tinggi, atau untuk peralatan upacara keagamaan.

Berkurangnya pohon-pohon yang tumbuh secara alami karena penebangan yang membabi-buta dari para pemburu Gaharu untuk mengambil gubal dan getah Gaharu ini telah membuat pohon Gaharu ini menjadi terdaftar dalam Apendix II IUCN dan dinyatakan sebagai spesies yang vulnerable atau terancam punah, oleh karenanya harus dilindungi. 
Praktek perburuan Gaharu ini dan sekarang juga sudah dinyatakan tidak syah dan melakukannya akan menjadi praktek yang ilegal. 
Kegiatan yang sedang berjalan saat ini di beberapa negara di Asia Tenggara adalah usaha-usaha untuk membudidayakan Gaharu, di mana hasil getahnya diproduksi dengan cara melakukan proses inokulasi jamur/bakteri terhadap pohon Gaharu ini sehingga terjadi infeksi secara artificial yang bisa merangsang pohon untuk menghasilkan getah Gaharu yang bisa dipanen secara berkelanjutan tanpa mengurangi populasi Gaharu alam di hutan-hutan.

Budidaya tanaman gaharu ini terus meluas di masyarakat. dan merupakan alternatif budidaya skala kecil yang dapat mendatangkan keuntungan yg lumayan banyak.
Skala kecil karena masyarakat dapat menggunakan lahan kosong di depan atau belakang rumah untuk menanam pohon ini.

besarnya modal investasi tergantung dari jumlah bibit gaharu yg akan di tanam.Karena satu pohon pun yang tumbuh di halaman rumah dapat menghasilkan nilai yang fantastis.

Pantas jika penanaman gaharu terus meluas. Apalagi harga jual terus melambung. Jika pada 2001 per kg gaharu super harganya Rp 4 juta-Rp 5 juta, saat ini sudah mencapai Rp12 juta-Rp 60 juta. Demikian pula harga gubal kelas AB yang cuma Rp 2 juta-Rp 3 juta per kg, saat ini telah tembus Rp 5 juta-Rp 6 juta.







 











Ciri-ciri bagian tanaman yang telah menghasilkan gaharu adalah kulit batang menjadi lunak, tajuk tanaman menguning dan rontok, serta terjadi pembengkakan, pelekukan, atau penebalan pada batang dan cabang tanaman. - See more at: http://kayugaharu.org/#sthash.r8i60lav.dpuf

Ciri-ciri bagian tanaman yang telah menghasilkan gaharu adalah kulit batang menjadi lunak, tajuk tanaman menguning dan rontok, serta terjadi pembengkakan, pelekukan, atau penebalan pada batang dan cabang tanaman. - See more at: http://kayugaharu.org/#sthash.r8i60lav.dpuf